Penyebab Mi Instan Tidak Sehat

Mi instan memang banyak di gemari orang di Indonesia, bukan hanya karena penyajianya yang praktis melainkan juga rasanya yang gurih dan lezat. Meski demikian, mi instan sebaiknya tidak di kosumsi terlalu sering karna tidak menyehatkan.

Salah satu kandungan yang perlu di waspadai dari mi instan adalah kandungan lemaknya yang tinggi. Hal ini karena mi instan di buat dengan cara di goreng.

Proses penggorengan tersebut membuat mi menjadi lebih empuk dan cepat matang. karena pembuatanya pun instan. Yaitu cukup di rebus dengan air mendidih atau di seduh dengan air panas selama 3 menit dan di tambah bumbu mi siap di makan.

Meski demikian, proses penggorengan membuat kadar lemak dalam mi instan menjadi tinggi. Saat ini sebenarnya sudah ada mi instan yang di buat tidak dengan proses penggorengan tetapi dengan di oven.

Penelitian yang di lakukanDr Braden Kuo dari Rumah sakit Massachusetts, membuat konsumen berfikir ulang ketika ingin mengkosumsi mi. Di lansir dari laman Mercola ahad (25/1) Berikut hasil penelitian yang di lakukan dengan menggunakan kamera yang sangat mini untuk melihat apa yang terjadi pada mi instan di saluran pencernaan.

Mi instan tidak hancur dalam proses pencernaan selama berjam-jam
Mi instan, termasuk juga mi ramen asal Jepang, tidak hancur dalam proses pencernaan dalam tubuh selama dua jam. Bentuk mi yang masih utuh memaksa saluran pencernaan untuk bekerja sangat keras untuk menguraikan makanan tersebut.

Jika mi instan tetap berada dalam saluran pencernaan untuk waktu yang lama, akan berdampak dalam penyerapan nutrisi makanan lain. Selain itu dalam mi sendiri tidak ada kandungan nutrisi yang dapat di serap oleh tubuh. Sebaliknya justru tubuh akan menyerap zat-zat beracun dari bahan pengawet yang terkandung dalam mi itu sendiri termasuk pengawet TBHQ.

Pengawet TBHQ sangat berbahaya bagi tubuh
TBHQ merupakan bahan kimia yang sering di sebut memiliki fungsi sebagai anti oksidan. Hanya saja, TBHQ merupakan bahan kimia dari jenis sintetis, bukan anti oksidan alami. Zat ini berfungsi untuk mencegah oksidasi lemak dan minyak, sehingga dapat memperpanjang masa simpanan bahan makanan, atau lebih di kenal dengan bahan pengawet.

TBHQ biasa di gunakan dalam olahan makanan instan. Tapi bahan kimia tersebut juga bisa kita temukan di dalam bahan non makanan. seperti pestisida, kosmetik dan parfum.Karena sifatnya yang bisa mengurangi penguapan.

Lima gram zat TBHQ dapat membahayakan tubuh manusia. Efek yang terjadi jika terlalu banyak mengosumsi TBHQ adalah mual disertai muntah, terjadi dering di telinga, mengigau, dan sesak nafas.

Mi instan timbulkan gangguan metabolisme
Seseorang yang mengosumsi mi instan lebih dari dua kali dalam satu minggu beresiko mengalami gangguan metabolisme. Yaitu gejala-gejala tubuh seperti obesitas, tekanan darah tinggi, peningkatan kadar gula darah, dan kolesterol. Diketahui bahwa wanita 68 persen beresiko di bandingkan dengan peria.

Para konsumen mi instan memiliki asupan nutrisi lebih rendah, seperti protein, kalsium, fodfor, zat besi, kalium, vitamin A, niasin, dan vitamin C. Hal tersebut di perparah dengan di temukanya zat Benzopyrene (zat penyebab kanker) di dalam sejumlah merek mi instan.

Selain itu penyebab penyakit dari mi instan lainya adalah kandungan monosodium glutamat (MSG). MSG dapat menyebabkan disfusi otak, dan kerusakan berbagai organ. Selain itu zat ini juga dapat menimbulkan bebagai macam penyakit. Seperti Alzheimer, prakinson, dan bahkan penyakit kesulitan belajar.

Semoga bermanfaat.

sumber republika.co.id