Semua perjalanan hidup seseorang memang tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Terkadang memang harus terjun terlebih dahulu kejurang agar di bisa kuat menjalani kehidupanya. Bnayak hal yang pasti penah dilakukan seseorang yang itu menjadi sebuah pengalaman yang tak ternilai harganya. Seperti juga Perjuangan Anak desa yang satu ini, namanya sony lahir di desa terpencil di salah satu kabupaten kecil di jawa tengah. Dia lahir dari keluarga yang sangat sederhanya. Ayah dan Ibunya hanya seorang buruh tani di desanya, pendapatan keduanya dapat di bilang kurang dari cukup tetapi karna perjuangan dan kerja kerasnya mereka dapat menyekolahkan anaknya tamat dari SMK. Karna memang masyarakat kebanyakan hanya sekolah sampai SMP. Itupun mereka yang dari SD ingin melanjutkan ke SMP harus berangkat kesekolah sehabis solat subuh. karna memang jarak ke SMP cukup jauh dan tak ada kendaraan umum. Tak ada dari mereka yang mengeluhkan akan hal itu karna semangatnya mereka untuk besekolah, demikian juga Sony.
Di masa kecilnya memang di sudah lebih mandiri dari teman-temanya, mungkin karena kondisi perekonomian dari keluarganaya, yang membuat dia lebuh dewasa. Semasa Sd, sepulang sekolah dia selalu membantu pekerjaan kedua orang tuanya. Ketika teman-temanya asik untuk bermain. hampir tak ada waktu untuk bermain besama teman-temanya. di saat dia akan lulus Sd, teman-temanya sudah mempunyai rencana ke Smp yang mereka inginkan, tetapi berbeda dengan sony, ketika di tanya temanya "son besok kamu akan nglanjutin kemana" kata teman dekatnya, sony menjawab "saya nganut sama bapak saya aja". begitulah jawaban dari dia, karna saking sayangnya kepada kedua orang tuanya.
Akhirnya, sony di masukan di pesantren di dekat rumahnya oleh bapaknya, sony di sana memang bukan hanya belajar agama tetapi dia juga masuk di Mts atau setara denagn Smp. Sebenarnya dia anak yang pintar di kelasnya, tetapi dia sering sakit ketika berada di pesantren. dan hal itu hanya membuatnya bertahan kurang lebih satu tahun.
Bapaknya juga tidak tega kalau dia hanya di rumah saja. Apalagi dia masih kecil belum ikhlas kalau menyuruhnya bekerja.
Di masa kecilnya memang di sudah lebih mandiri dari teman-temanya, mungkin karena kondisi perekonomian dari keluarganaya, yang membuat dia lebuh dewasa. Semasa Sd, sepulang sekolah dia selalu membantu pekerjaan kedua orang tuanya. Ketika teman-temanya asik untuk bermain. hampir tak ada waktu untuk bermain besama teman-temanya. di saat dia akan lulus Sd, teman-temanya sudah mempunyai rencana ke Smp yang mereka inginkan, tetapi berbeda dengan sony, ketika di tanya temanya "son besok kamu akan nglanjutin kemana" kata teman dekatnya, sony menjawab "saya nganut sama bapak saya aja". begitulah jawaban dari dia, karna saking sayangnya kepada kedua orang tuanya.
Akhirnya, sony di masukan di pesantren di dekat rumahnya oleh bapaknya, sony di sana memang bukan hanya belajar agama tetapi dia juga masuk di Mts atau setara denagn Smp. Sebenarnya dia anak yang pintar di kelasnya, tetapi dia sering sakit ketika berada di pesantren. dan hal itu hanya membuatnya bertahan kurang lebih satu tahun.
Bapaknya juga tidak tega kalau dia hanya di rumah saja. Apalagi dia masih kecil belum ikhlas kalau menyuruhnya bekerja.