Ketika mendengar pulau Bali, pasti yang terlintas adalah banyaknya kebuadayaan dan adat istiadat yang unik dan menarik untuk di teliliti. Memang karna mayoritas dari masyarakat adalah beragama hindu. Mereka sangat melestarikan kebudayaan yang berasal dari nenek moyangnya.
Tak kalah menariknya adalah sebuah upacara yang sering di lakukan ketika ada salah seorang meninggal, yaitu dengan dilakukanya Upacara Ngaben. Ngaben adalah upacara penyucian atmo (roh) fase pertama sebagai kuwajiban umat hindu kepada leluhurnya. Upacara ini biasanya dilakukan dengan cara pembakaran jenazah. Ngaben sendiri merupakan peleburan dari agama hindu dengan di padukan adat masyarakat Bali.
Disetiap desa di Bali memliki banyak perbedaan urutan dan cara dalam pelaksanaan upacara Ngaben dan sebenatnya tujuan mereka sama. Ini berkaitan dengan adata bali yang mengenal adanya desa kala patra, yang secara harfiyah di terjemah kan menjadi tempat, waktu dan keadaan.
Pada upacara ini jenazah di letakan layaknya orang yang sedang tidur, dan keluarga yang di tinggalkan akan senantiasa beranggapan seperti itu. Di dalam Panca Yadnya upacara ini termasuk dalam Pitra Yadnya, yaitu upacara yang di tujukan untuk roh leluhur. Makna sebenarnya upacara Ngaben adalah mengembalikan roh leluhur (yang sudah meninggal) ke tempat asalnya.
Upacara ini biasanya di lakukan oleh keluarga dan sanak saudara yang sudah meninggal, sebagai tanda anak yang hormat kepada orang tuanya. Upacara ngaben biasanya di lakukan dengan semarak, tidak ada isak tangis. Karena masyarakat Bali meyakini bahwa menangisi orang yang sudah meninggal dapat menghambat perjalalan sang arwah menuju tempatnya. Mereka meyakini bahwa jenazah sudah tidak ada untuk sementara, tetapi sedang menjalani renkarnasi.